Senin, 08 Maret 2010

MASA' KALAH SAMA SI MEMET


Si Memet begitulah monyet ini sering dipanggil oleh majikannya, trengginas jalannya, atraktif tingkahnya dan cepat reaksinya. Ya , begitulah kira-kira gambaran yang cocok bagi Si Memet. Dengan berbagai asesoris yang melekat dibadannya, dan diiringi musik yang sangat rancak Si memet sanggup menarik perhatian dan sekaligus dapat memberikan hiburan bagi masyarakat dan penguna jalan yang sedang melintas.
Tampilan topeng monyet atau ” tandak bedes ” orang Jawa menyebutnya akhir-kahir ini memang beda jika dibandingkan dengan tampilan topeng monyet yang selama ini kita kenal. Perbedaan itu dapat dilihat dengan adanya berbagai peralatan yang digunakan oleh para pemberi jasa hiburan rakyat ini, berbagai alat yang digunakan misalnya : gendang , gambang dan temung dan lain sebagainya . Ide cerdas ini muncul karena adanya persaingan didunia hiburan yang semakin kompetitif. Berbagai jenis hiburan anak yang muncul sekarang memang sangat banyak dan bervariatif ,seperti : Odong-odong , kerta kelinci, mandi bola , Play station , bom – bom Car. dan masih banyak lainnya.
Dilihat dari jenis mainanya memang topeng monyet kalah dengan berbagai bentuk mainan yang ada sekarang , karena sebagian besar mainan sekarang menggunakan bahan-bahan elektronika. ,sehingga dianggap lebih praktis dan efisien, tetapi kami kira kehadiran topeng monyet masih tetap mendapat tempat dihati masyarakat khususnya bagi anak-anak, alasan kuat yang menjadi pembeda mengapa jenis hiburan ini masih mendapat tempat di hati masyarakat adalah keunikan dan atraktifnya seekor binatang dalam menagkap pesan atau perintah dari pemandunya.
Sebenarnya jika dicermati maka paling tidak ada 3 pesan yang dapat diambil dari penampilan Si Memet. Pertama Tumbuhnya ide atau gagasan cerdas dari sekelompok orang untuk melatih Si memet , sehingga bisa memberikan hiburan bagi masyarakat dan anak-anak . kedua adanya usaha yang sungguh-sungguh dan ” Istiqomah ” ( dalam konteks agama Islam ) , sehingga mampu memberdayakan potensi yang dimiliki Si Memet. Dan ketiga jika dilihat dari sisi ekonomis ternyata tampilnya Si memet dalam memberikan hiburan masyarakat, mampu memberikan penghasilan bagi pemeiliknya.
Dari pesan tersebut jika kita tarik benang merahnya maka akan dapat dikorelasikan dengan aktifitas kihidupan seseorang.
pertama : agar seseorang tetap bisa eksis dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan persaingan global, maka munculnya ide atau gagasan cerdas sangat diperlukan , dari ide atau gagasan cerdas ini maka menghasilkan kreatifitas dan inovasi dalam berkarya, sehingga kualitas hasil kerja akan semakin baik dan berfariatif .
Kedua dalam menggapai suatu cita –cita atau keinginan sangat dibutuhkan kesungguhan dan keistiqomahan, Allah SWT sudah memberikan penjelasannya dalam Al Qur’an Surat Al – Ankabut :29 yang artinya : Barang siapa yang berjihad ( sungguh-sungguh ) untuk untuk mencari keridhoaan kami, maka Kami akan tunjukkan pada mereka jalan-jalan kami. Tetapi jika keinginan dan cita –cita tanpa diperjuangkan dengan penuh kesungguhan dan keistiqomahan mustahil cita-cita yang diharapkan akan dapat dicapai . Bukankah Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum , jika kaum itu sendiri yang akan merubahnya ? begitulah makna dari Al Qur’an surat Ar-Ro’du ayat 11.
Ketiga Hasil dari sebuah perjuangan yang dilakukan dengan penuh kesungguhan dan istiqomah yang berpijak pada ide atau gagasan cerdas, maka menghasilkan sebuah karya yang hebat dan kompetetitif, Jika sebuah karya mempu bersaing dan mendapat minat dihati masyarakat, maka kami yakin akan menghasilkan nilai jual yang tinggi, sehingga dapat menambah pendapatan seseorang dan pada gilirannya akan menigkatkan kesejahtraan kelurganya.
Sungguh sebuah pelajaran yang cukup berharga bagi kita , ternyata dari tampilan hiburan rakyat yang berupa topeng Monyet dapat memberikan inspirasi , baik dari seekor monyet ( jika dilatih dengan sungguh-sungguh ternyata dapat menangkap pesan dari pelatihnya ) dan ide-ide cerdas yang muncul dari seseorang yang mungkin tingkat pendidikannya lebih rendah dari kita. Semoga Allah membuka hati dan pikiran kita agar mampu menciptakan karya-karya hebat. Amin

Senin, 01 Maret 2010

Tipe belajar anak

Serpihan Hati : “ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar “ (QS, An Nissa :9 )

Kebahagian suatu rumah tangga terasa tidak sempurna tanpa kehadiran sang buah hati, begitulah Statement yang sering terdengar ditelinga kita, Statemen itu muncul bukan tanpa alasan. Pertama kehadiran anak dapat menjadi investasi jangka panjang bagi orang tua, kedua generasi penerus garis keturanan orang tua. Sebagai orang muslim, tentunya kehadiran anak dapat diposisikan sebagai angurah dan sekaligus amanah dari Allah SWT.Amanah terbesar bagi setiap orang tua adalah tetap menjaga kefitrahan ( ketauhidan ) anak-anaknya .

Baik buruknya anak sangat tergantung bagaimana cara orang tua dalam mendidik. Jika benar dalam memberikan pendidikan , maka anak akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, tangguh, sholeh – sholehah dan berprestasi , tetapi jika salah dalam memberikan pendidikan, maka anak akan menjadi fitnah yang besar bagi orang tuanya.

Untuk menjadikan generasi yang baik , maka diperlukan Pendidikan yang sesuai dengan karakter anak, tanpa mengenal karakternya maka kita sulit untuk menentukan pola atau metode pendidikan yang mudah dipahami oleh anak . Banyak orang tua dan guru yang dalam memberikan pendidikan tanpa mengenal dulu karakter anak, sehingga disaat anak sulit untuk mengikuti cara dan gaya orang tua atau guru, baru menggunakan hukuman ( punishmen ) sebagai cara mendisiplinkan anak , namun ternyata tindakan yang diambil oleh orang tua atau guru bukan menyelesaikan masalah tetapi justru lebih banyak menimbulkan masalah baru.

Menurut Dr. Paul D. Hastings dari National Institut of Mental Health mengungkapkan bahwa orangtua atau yang menerapkan disiplin dan sistem hukuman yang berlebihan, dan tidak berusaha berkomunikasi, memberikan penjelasan, pengertian dan menerapkan peraturan-peraturan yang konsisten cenderung akan menghalangi perkembangan prasosial si anak. Dengan demikian sebagai orangtua atau guru harus berusaha untuk mengenal lebih jauh dari karakter anak khususnya dalam belajar. Bukankah masing-masing anak mempunyai gakan berlangsung gaya dan karakter yang berbeda – beda ?

Effek lain dari pemberian hukuman yang tidak dibarengi dengan komunikasi dan penjelasan yang tepat adalah akan membawa dampak psikologis dalam perjalanan hidupnya . Dampak tersebut tidak akan kelihatan langsung akan tetapi bisa diketahui setelah mereka semakin dewasa, dan yang paling dikhawatirkan adalah jika mereka akan melakukan hal yang sama terhadap anak atau murid-muridnya mereka kelak.

Perhatikan bagaimana sebenarnya Islam menuntun umatnya untuk selalu berbuat baik. hingga masalah perilaku pun diatur untuk membentuk karakter keturunan seseorang. Karena sesungguhnya seluruh tindak tanduk kita akan diekspresikan pada tindak tanduk keturunan kita. Dari sini pula Islam menginformasikan bahwa berapa pun usia kita, apabila kita menjalankan perilaku yang baik dan menghindarkan diri dari perbuatan tercela, maka bukan hanya kita yang akan memetik manfaat tetapi anak juga akan merasakannya.

Karakteristik Belajar Anak

Setiap orangtua atau guru pasti menginginkan anak atau murid-muridnya menjadi cerdas. Tetapi ternyata , banyak orangtua atau guru masih banyak ya ng tidak memahami faktor-faktor yang mendorong kecerdasan anak, salah satunya karakteristik belajar anak. Menurut Dra. Geraldine K. Wanei , M. Psi. dalam sebuah seminar anak mengungkapkan "kecerdasan anak itu pada dasarnya bisa dioptimalkan selama belajar anak sesuai karakternya." Selain itu ia juga mengungkapkan dalam seminarnya bahwa ada tiga karakteristik belajar anak yakni :

Pertama, tipe Visual. Anak-anak dengan tipe belajar ini terlihat tekun, teliti, detail, lebih suka membaca daripada dibacakan, suka mencurat-coret dikertas yang sedang mereka pelajari tapi amat mudah lupa pada pesan verbal.

Kedua, tipe Auditorial. Anak bertipe belajar auditorial lebih mudah mengingat apa yang didengar, menghapal dengan membaca bersuara, bicara dengan nada terpola dan suka berdiskusi.

Ketiga, tipe kinestetik. Anak dengan tipe ini suka mendekati lawan bicara dengan gerakan fisik, semisal menggunakan jari dan tangan saat belajar, selain tak dapat lama duduk dalam belajar.

Disamping itu untuk memaksimalkan kecerdasan anak Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si. menambahkan, pentingnya komunikasi efektif anak dan orangtua. Komunikasi efektif dapat tercapai apabila orangtua tau guru menggunakan bahasa yang sederhana, dan gampang dimengerti oleh anak,satu lagi yang sangat penting adalah adanya ketulusan saat bicara. Hal ini senada dengan konsep komunikasi yang tersurat dalam Al-Qur'an yakni Qaulan Karima, Qaulan layyinah dan Qaulan sadiida.

Jika pemahaman kita pada karakter anak baik , dan diimbangi dengan prilaku serta ucapan yang baik, maka InsyAllah apa yang sudah disinyalir dalam Al Qur’an Surat Annisa’ : 9 akan dapat kita antisipasi dengan baik , sehingga keinginan orang untuk mewujudkan generasi yang kuat , cerdas, dan sholeh-sholehah akan terwujud. Amin.