Senin, 01 Maret 2010

Tipe belajar anak

Serpihan Hati : “ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar “ (QS, An Nissa :9 )

Kebahagian suatu rumah tangga terasa tidak sempurna tanpa kehadiran sang buah hati, begitulah Statement yang sering terdengar ditelinga kita, Statemen itu muncul bukan tanpa alasan. Pertama kehadiran anak dapat menjadi investasi jangka panjang bagi orang tua, kedua generasi penerus garis keturanan orang tua. Sebagai orang muslim, tentunya kehadiran anak dapat diposisikan sebagai angurah dan sekaligus amanah dari Allah SWT.Amanah terbesar bagi setiap orang tua adalah tetap menjaga kefitrahan ( ketauhidan ) anak-anaknya .

Baik buruknya anak sangat tergantung bagaimana cara orang tua dalam mendidik. Jika benar dalam memberikan pendidikan , maka anak akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, tangguh, sholeh – sholehah dan berprestasi , tetapi jika salah dalam memberikan pendidikan, maka anak akan menjadi fitnah yang besar bagi orang tuanya.

Untuk menjadikan generasi yang baik , maka diperlukan Pendidikan yang sesuai dengan karakter anak, tanpa mengenal karakternya maka kita sulit untuk menentukan pola atau metode pendidikan yang mudah dipahami oleh anak . Banyak orang tua dan guru yang dalam memberikan pendidikan tanpa mengenal dulu karakter anak, sehingga disaat anak sulit untuk mengikuti cara dan gaya orang tua atau guru, baru menggunakan hukuman ( punishmen ) sebagai cara mendisiplinkan anak , namun ternyata tindakan yang diambil oleh orang tua atau guru bukan menyelesaikan masalah tetapi justru lebih banyak menimbulkan masalah baru.

Menurut Dr. Paul D. Hastings dari National Institut of Mental Health mengungkapkan bahwa orangtua atau yang menerapkan disiplin dan sistem hukuman yang berlebihan, dan tidak berusaha berkomunikasi, memberikan penjelasan, pengertian dan menerapkan peraturan-peraturan yang konsisten cenderung akan menghalangi perkembangan prasosial si anak. Dengan demikian sebagai orangtua atau guru harus berusaha untuk mengenal lebih jauh dari karakter anak khususnya dalam belajar. Bukankah masing-masing anak mempunyai gakan berlangsung gaya dan karakter yang berbeda – beda ?

Effek lain dari pemberian hukuman yang tidak dibarengi dengan komunikasi dan penjelasan yang tepat adalah akan membawa dampak psikologis dalam perjalanan hidupnya . Dampak tersebut tidak akan kelihatan langsung akan tetapi bisa diketahui setelah mereka semakin dewasa, dan yang paling dikhawatirkan adalah jika mereka akan melakukan hal yang sama terhadap anak atau murid-muridnya mereka kelak.

Perhatikan bagaimana sebenarnya Islam menuntun umatnya untuk selalu berbuat baik. hingga masalah perilaku pun diatur untuk membentuk karakter keturunan seseorang. Karena sesungguhnya seluruh tindak tanduk kita akan diekspresikan pada tindak tanduk keturunan kita. Dari sini pula Islam menginformasikan bahwa berapa pun usia kita, apabila kita menjalankan perilaku yang baik dan menghindarkan diri dari perbuatan tercela, maka bukan hanya kita yang akan memetik manfaat tetapi anak juga akan merasakannya.

Karakteristik Belajar Anak

Setiap orangtua atau guru pasti menginginkan anak atau murid-muridnya menjadi cerdas. Tetapi ternyata , banyak orangtua atau guru masih banyak ya ng tidak memahami faktor-faktor yang mendorong kecerdasan anak, salah satunya karakteristik belajar anak. Menurut Dra. Geraldine K. Wanei , M. Psi. dalam sebuah seminar anak mengungkapkan "kecerdasan anak itu pada dasarnya bisa dioptimalkan selama belajar anak sesuai karakternya." Selain itu ia juga mengungkapkan dalam seminarnya bahwa ada tiga karakteristik belajar anak yakni :

Pertama, tipe Visual. Anak-anak dengan tipe belajar ini terlihat tekun, teliti, detail, lebih suka membaca daripada dibacakan, suka mencurat-coret dikertas yang sedang mereka pelajari tapi amat mudah lupa pada pesan verbal.

Kedua, tipe Auditorial. Anak bertipe belajar auditorial lebih mudah mengingat apa yang didengar, menghapal dengan membaca bersuara, bicara dengan nada terpola dan suka berdiskusi.

Ketiga, tipe kinestetik. Anak dengan tipe ini suka mendekati lawan bicara dengan gerakan fisik, semisal menggunakan jari dan tangan saat belajar, selain tak dapat lama duduk dalam belajar.

Disamping itu untuk memaksimalkan kecerdasan anak Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si. menambahkan, pentingnya komunikasi efektif anak dan orangtua. Komunikasi efektif dapat tercapai apabila orangtua tau guru menggunakan bahasa yang sederhana, dan gampang dimengerti oleh anak,satu lagi yang sangat penting adalah adanya ketulusan saat bicara. Hal ini senada dengan konsep komunikasi yang tersurat dalam Al-Qur'an yakni Qaulan Karima, Qaulan layyinah dan Qaulan sadiida.

Jika pemahaman kita pada karakter anak baik , dan diimbangi dengan prilaku serta ucapan yang baik, maka InsyAllah apa yang sudah disinyalir dalam Al Qur’an Surat Annisa’ : 9 akan dapat kita antisipasi dengan baik , sehingga keinginan orang untuk mewujudkan generasi yang kuat , cerdas, dan sholeh-sholehah akan terwujud. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar